Berpetualang Dalam Berbagai Pengalaman

Aku Iri Padamu!

AKU IRI PADAMU!


Aku iri padamu, mengapa setiap kali engkau bolos mentoring kau dimarahi mentor, sedang aku tidak.

Aku iri padamu, mengapa setiap kali engkau tidak menghafal barang satu ayat Al-Qur’an saja kau dimarahi dia sedang aku tidak.

Aku iri padamu, mengapa tatapan dia kepadamu dan kepadaku berbeda. Mentor kita menatapmu tajam tapi penuh makna sedang dia menatapku biasa dengan makna yang biasa.

Aku iri padamu, mengapa jabatan tangan antara engkau dan dia sangat erat hingga terlihat otot pada tangannya, sedang padaku biasa saja tidak.

Aku iri padamu, mengapa engkau lebih banyak melaksanakan shalat sunnah dariku.

Aku iri padamu, mengapa engkau lebih rajin melaksanakan shaum sunnah dariku.

Aku iri padamu, mengapa engkau lebih banyak mengeluarkan sedekah dariku.

Aku iri padamu, mengapa amalan serta amanahmu lebih banyak dariku.

Aku iri padamu, mengapa hidupmu terasa lebih indah dari hidupku.

Aku iri padamu, mengapa bebanmu terlihat lebih ringan dariku.

Aku iri padamu, mengapa engkau lebih dibanggakan dariku.

Aku iri padamu, mengapa mentor kita lebih memilihmu.

Aku iri padamu, mengapa engkau lebih baik dariku.

Aku iri padamu, mengapa engkau lebih diberikan kepercayaan dariku.

Aku iri padamu, mengapa engkau lebih banyak dido’akan malaikat daripadaku.

Aku iri padamu, mengapa Allah lebih ridha kepadamu daripadaku.

‘Mereka’ ingin engkau terlihat lebih baik dariku.

‘Mereka’ ingin engkau untuk menjadi nomor satu atasku.

Dia mengetahui karena Dia Maha Mengetahui sedang aku tak punya daya atas apa yang ku usahakan. Entah ingin iri apalagi padamu, yang jelas aku iri padamu.

Aku iri padamu.

Aku iri padamu.

Aku iri padamu!




Bumi Allah, 7 Rabiul Awal 1431 H – 21 Februari 2010 M
Annas Ta’limuddin Maulana

The Blessing In "No" (Ketika Tuhan Berkata "Tidak")

THE BLESSING IN "NO" (KETIKA TUHAN BERKATA "TIDAK")

I asked God to take away my pride. God said, "No. It is not for me to take away, but for you to give it up."

(Ya Tuhan ambillah kesombonganku dariku. Tuhan berkata, "Tidak Bukan Aku yang mengambil, tapi kau yang harus menyerahkannya.")

***

I asked God to make my handicapped child whole. God said, "No. Her spirit was whole, her body was only temporary."

(Ya Tuhan sempurnakanlah kekurangan anakku yang cacat. Tuhan berkata, "Tidak jiwanya telah sempurna, tubuhnya hanyalah sementara.")

***

I asked God to grant me patience. God said, "No. Patience is a by-product of tribulations; it isn't granted, it is earned."
(Ya Tuhan beri aku kesabaran. Tuhan berkata, "Tidak Kesabaran didapat dari ketabahan dalam menghadapi cobaan; tidak diberikan, kau harus meraihnya sendiri.")

***

I asked God to give me happiness. God said, "No. I give you blessings, happiness is up to you."
(Ya Tuhan beri aku kebahagiaan. Tuhan berkata, "Tidak Kuberi keberkahan, kebahagiaan tergantung kepadamu sendiri.")

***

I asked God to spare me pain. God said, "No. Suffering draws you apart from worldly cares and brings you closer to me."

(Ya Tuhan jauhkan aku dari kesusahan. Tuhan berkata, "Tidak Penderitaan menjauhkanmu dari jerat duniawi dan mendekatkanmu pada Ku.")

***

I asked for all things that I might enjoy life. God said, "No. I will give you life so that you may enjoy all things."

(Ya Tuhan beri aku segala hal yang menjadikan hidup ini nikmat. Tuhan berkata, "Tidak Aku beri kau kehidupan supaya kau menikmati segala hal.")

***

I asked God to help me LOVE others, as much as God loves me. God said... "Ahhh, finally you have the idea!"

(Ya Tuhan bantu aku MENCINTAI orang lain, sebesar cinta-Mu padaku. Tuhan berkata... "Ahhh, akhirnya kau mengerti!")

***

Kadang kala kita berpikir bahwa Tuhan tidak adil, kita telah susah payah memanjatkan do’a, meminta dan berusaha, pagi-siang-malam, tapi tak ada hasilnya.


Kita mengharapkan diberi pekerjaan, puluhan, bahkan ratusan lamaran telah kita kirimkan tak ada jawaban sama sekali, orang lain dengan mudahnya mendapatkan pekerjaan. Kita sudah bekerja keras dalam pekerjaan mengharapkan jabatan, tapi justru orang lain yang mendapatkannya tanpa susah payah. Kita mengharapkan diberi pasangan hidup yang baik dan sesuai, berakhir dengan penolakkan dan kegagalan, orang lain dengan mudah berganti pasangan. Kita menginginkan harta yang berkecukupan, namun kebutuhan terus meningkat.

Coba kita bayangkan diri kita seperti anak kecil yang sedang demam dan pilek, lalu kita melihat tukang es. Kita yang sedang panas badannya merasa haus dan merasa dengan minum es dapat mengobati rasa demam – maklum anak kecil–.

Lalu kita meminta pada orang tua kita –seperti kita berdoa memohon pada Tuhan– dan merengek agar dibelikan es. Orangtua kita tentu lebih tahu kalau es dapat memperparah penyakit kita. Tentu dengan segala dalih kita tidak dibelikan es. Orangtua kita tentu ingin kita sembuh dulu baru boleh minum es yang lezat itu.

Begitu pula dengan Tuhan, segala yang kita minta Tuhan tahu apa yang paling baik bagi kita. Mungkin tidak sekarang, atau tidak di dunia ini Tuhan mengabulkannya. Karena Tuhan tahu yang terbaik yang kita tidak tahu. Kita sembuhkan dulu diri kita sendiri dari "pilek" dan "demam"... dan terus berdoa.
"There's a time and place for everything, for everyone. God works in a mysterious way."


Maraji’:
TIM MEDIA ITSAR. 2008. E-Book Islami 1429. Bandung: MEDIA ITSAR

Ekspedisi Jasadi 2010

EKSPEDISI JASADI 2010


Assalamu'alaikum! Pertama-tama, perkenalkan, nama saya Ilman Dzikri Ihsani. Salahsatu alumni ROHANI yang insyaallah masih dan akan terus istiqamah di medan da'wah SMP. Khususnya SMP 5 tentunya.

Alhamdulillah... Setelah sekian lama, akhirnya ROHANI bisa kembali melakukan pendakian. Kali ini dikirim satu tim pendaki muda berisikan 5 anggota dan satu tim senior berisikan 3 anggota. tim pertama berisi siswa kelas 7 bernama Alif, Finlan, Bima, Farid, dan Rifki. Sedangkan tim kedua berisi 2 orang kelas 10, yaitu Mas'ul kita M. Ridha, Saya (Ilman) dan seorang kelas 8, yaitu Silmi. Target kali ini adalah puncak Tangkuban Parahu. Walaupun pagi hari langit kurang cerah, pendakian tetap dilaksanakan. Sekitar pukul 8.10 pendakian dimulai dari Jayagiri.

Pendakian luar biasa ini tergolong cepat. Walaupun sempat terhambat, pukul 12 kami telah sampai di puncak. Hal ini berkat semangat dan tekad para pendaki muda yang sangat terlihat selama pendakian. Satu hal yang luar biasa dari pendakian ini adalah kami tiba di puncak hanya beberapa menit sebelum adan berkumandang. Sehingga panggilan itu terdengar lebih indah saat memandang kawah Tangkuban Parahu.


Setelah beberapa saat di puncak, kami melanjutkan perjalanan menuju tempat parkir karena hujan mulai turun. Meskipun baru pertama kali mendaki, dan langsung mendapat cuaca buruk, tim pendaki muda terlihat tetap semangat dan siap. Lagi-lagi kualitas para kader muda ini terlihat.

Pukul 13.30 kami sampai di tempat parkir. Mencari angkutan untuk kembali ke Bandung. Allah memudahkan perjalanan kami. Kami mendapat angkutan yang siap mengantar hingga Masjid Alkautsar. Selama perjalanan pulang tim pendaki beristirahat. Tak lupa melaksanakan shalat yang tak sempat didirikan di puncak. Pukul 15.00 seluruh tim tiba di Masjid Alkautsar dengan selamat. Foto-foto pendakian bisa dilihat di bawah.






Ilman Dzikri Ihsani