ROHANI 554

Berpetualang Dalam Berbagai Pengalaman

Pamflet Grand Opening Rohani 2010

Poster Rekruitment Rohani 2010

MAHASISWA: IDEALITAS VS REALITAS (WAKE UP EARLIEST)

Dahulu kala saya menulis ini pada saat tingkat 1:

Ada kejenuhan tersendiri, menatapi headline berita-berita di surat kabar, mendengar kabar-kabar pesimistis terhadap bangsa sendiri, melihat bahwa negara kita terus bergerak, tumbuh, berubah, dan terkadang meminta sedikit kepedulian dari sekitarnya. Rakyat hanya mampu menerima, terlalu banyaknya keterbatasan membuat mereka susah bergerak, nampaknya mereka harus berjuang secara mandiri, bertahan hidup diantara kehidupan yang sedikit menawarkan kesejahteraan.

Amien Rais mengutip pernyataan yang ditunjukkan oleh Stiglitz, “Rata-rata seekor sapi di Eropa mendapat subsidi dua dolar Amerika per hari, sementara lebih dari separoh penduduk dunia hidup di bawah dua dolar per hari.”

Era globalisasi siapa sangka menjadi alasan untuk menolerisasi segala perbedaan, segala arah perubahan dikiblatkan pada arah yang sekilas memang tampak lebih maju padahal dampaknya bobrok, bangsa-bangsa yang sedang berkembang pun menjadi korban, pemerintah bermain dengan kekuasaannya dan sangatlah sering rakyat menjadi korban paling menderita dari kebijakan-kebijakan mereka. Daripada pusing, rakyat sudah terlalu lelah protes tapi tidak digubris, akhirnya mereka hanya pasrah, makan untuk hari ini saja sudah untung.

Kita sebagai mahasiswa, bisa secara kreatif mencari solusi. Diamnya mahasiswa adalah gelisah, berpikir apakah hanya sebatas ini yang bisa kulakukan sebagai mahasiswa. Jangan terlalu berharap akan kemerdekaan yang diraih dengan mudah, teruslah berkarya dengan cara masing-masing, dengan keahlian masing-masing.

Sebagai informasi, kontrak karya II antara Indonesia dengan Freeport baru berakhir pada 2041, sedangkan Exxon diberi hak untuk mengeksploitasi minyak kita sampai tahun 2036 (Amien Rais:256-258). Sebenarnya, sumber daya alam itu milik kita, pembaca pastinya sudah terlalu sering mendengar bahwa kita bangsa yang merdeka namun terjajah.

Mengapa Exxon Mobil diberi hak pengoperasian Blok Cepu dan bukannya Pertamina, padahal Ikatan Sarjana Geologi Indonesia sudah menyatakan bahwa mereka lebih dari mampu untuk menjadi operator tambang minyak di Blok Cepu? Dan mula-mula Pertamina sendiri juga menyatakan bisa dan sanggup? (Amien Rais:51). Pasti ada sesuatu dibaliknya, ironisnya nasionalisme nampaknya bukan hal yang perlu dijunjung tinggi lagi, pernyataan ini relatif tentunya.

Mahasiswa oh mahasiswa, apa yang bisa kita lakukan? Untuk Tuhan dan bangsa?
Sebagai informasi, rakyat Palestina pun mempertanyakan tenaga sukarelawan dari Indonesia toh realitanya kita akan mati sia-sia disana. Bocah-bocah cilik disana sudah hafal Al-Quran sehingga matinya mereka pun Insya Allah syahid, sedangkan kita? Mungkin kita malah membebani mereka di sana.
Dimulai dari ide akan lahir sebuah revolusi. Mahasiswa harus selalu optimis dan konsisten atas apa yang diperjuangkannya. Jangan sampai hari ini kita demo di depan pemerintah, setelah kita jadi birokrat sama saja busuknya.

Dimulai dari hal terkecil, merubah diri sendiri, mencari kebenaran itu sendiri. Hingga akhirnya kita bisa merubah perjanjian-perjanjian antarnegara yang pada nyatanya kini hanya merugikan bangsa sendiri.
Janganlah kita seperti almarhum Soeharto, tentunya sifatnya yang buruk yang kita nilai secara objektif. Pascakrisis moneter yang melanda Indonesia pada akhir 1990-an, Indonesia pernah didikte dan didominasi oleh IMF. Hampir semua koran dalam dan luar negeri memuat gambar Pak Harto yang duduk dengan wajah tunduk menandatangani Letter of Intent, sementara Michael Camdessus, Presiden IMF, berdiri pongah sambil melipat kedua tangannya di dada menyaksikan penandatanganan itu. Sungguh miris.

Jadi katakanlah,kawan! Kami jiwa-jiwa yang merdeka, tak lelah untuk mencari dan langsung berkontribusi, tak takut untuk terkucilkan ataupun hilang akan eksistensi, asalkan kebenaran itu berdiri tegak, hingga mati pun kami tak peduli. Kami akan berjuang, dengan cara kami, di bawah restu-Nya karena dunia akan berakhir bersama kebenaran.



REALITANYA ADALAH:




TingKat2: hehe, bingung jawabnya.

CATATAN PERJALANAN SEORANG DOKTER INDONESIA DI GAZA#4 ~ DIRI INI MENJADI SAKSI: KOTA GAZA YANG DIRUNDUNG PILU

Bismillaahirrahmaanirrahiim


Tulisan ini adalah kisah nyata dari seorang dokter dari Bandung, Dr.Dadang Rukanta yang tergabung direlawan Tim Bulan Sabit Merah Indonesia saat beliau mengunjungi Gaza Januari-Februari 2009. Hari ini tepat setahun Israel menggempur Gaza melalui darat, laut dan udara dalam operasi "Cast Lead" yang menggemparkan dunia itu. Semoga ada hikmah yang bisa kita petik

Catatan sebelumnya: http://www.facebook.com/note.php?note_id=308668202917

Diri ini Menjadi Saksi: Kota Gaza yang Dirundung Pilu


Hari kedua kami menunggu di Raafah, diliputi rasa optimisme, setelah shubuh berjamaah di masjid agungnya El Arish, yang dingin dan berkabut tipis.

Selepas sarapan roti mesir -Ish- dan hangatnya teh, kami berangkat menembus dinginnya El Arish. Perjalanan sampai Raafah border tidak banyak halangan, karena masih sepi dan sudah pernah melalui jalan yang sama. Sampai Raafah border sekitar jam 9 pagi, masih lenggang, ada beberapa teman yang kemarin menunggu berusaha negosiasi untuk bisa masuk. Tim kami hari ini diperkuat Ustadz Haris dan Ustadz Aji. Seluruh tim saat ini full 18 orang setelah bergabungnya ikhwan dari Baznas (Badan Zakat Nasional) dan Kispa (Komite Indonesia untuk Solidaritas Palestina) . Tim lain menunggu dengan rasa optimis selepas shalat subuh kemarin. Semua diminta standby takut tiba-tiba dipanggil, atau ada perubahan kondisi yg bisa berubah tiba-tiba. Birokrasi mesir memang terkenal dengan kerumitan dan perubahan yang tiba-tiba.



Ba’da dzuhur masih belum ada kejelasan, sehingga ingin shalat pun agak ragu. Tetapi setelah beberapa lama masih menunggu kami shalat bergilir jama qoshor dan untuk mengganjal perut yang mulai protes kami ambil perbekalan kami untuk di Gaza nanti, makan ‘zinnee’ popmie mesir dengan rasa kari dan mienya besar-besar. Terasa nikmat meski hanya pop mie, nungkin karena hawa dingin dan memang kami sudah lapar sekali.

Menjelang ashar tiba-tiba ada panggilan, ” Hilah Ahmar (organisasi kami -dalam bahasa arab) masuk”; katanya, kami sejenak tertegun, tidak percaya.. setelah lama menunggu yang sebenarnya tidak selama rekan-rekan kami yang sudah tiga-empat hari bolak-balik. Subhanallah ini rizqi dan berkah Allah. Kami segera masuk satu-satu, beruntung barang-barang pribadi sudah kami susun dengan roda dorong bersama seorang mesir. Satu persatu kami masuk, melalui pintu pagar sempit, satu, dua, tiga….. empat belas, enam belas, tujuh belas… lho kemana satu lagi, kemana seorang lagi, siapa? Kami cek satu persatu, tenyata Dr.Fuadi. “Dr.Fuadi tadi izin ke hamam”; kata Dr.Erik. Segera kami minta ikhwan mahasiswa yg masih di luar untuk mencari dan menyusul. Kami menunggu.. cemas khawatir gara-gara menunggu atau kurang, petugas mesir membatalkan melintasi perbatasan. Setelah kurang lebih 5 menit diliputi cemas dan waswas yang hampir menguras kegembiraan kami tadi saat dipanggil tiba-tiba menyeruak mujahid kita paling sepuh yang masih bersemangat, Alhamdulillah Dr.Fuadi muncul, rupanya beliau memang harus ke hamam karena mendesak. Dan Alhamdulillah petugas mesir tidak jadi masalah.
Kami berjalan perlahan, sambil melihat situasi di dalam border. Tampak Ambulan kami masih terparkir, beberapa tim kami mengambil barang-barang yang tersimpan di mobil KBRI yang parkir di luar.



Di Dalam imigrasi kami lakukan prosedur seperti layaknya keluar dan masuk imigrasi. Isi kartu kedatangan ke Palestina. “Alhmadulillah “ kata ustadz Ostman, “Insha Allah kita masuk tinggal nunggu di cap imigrasi.”
Sekitar 15 mnt kami diminta berjalan masuk, melewati imigrasi Palestina, membayar 91 poud per orang untuk transportasi. Bus di luar sudah menunggu, segera kami angkut barang-barang masuk bus. Menunggu sejenak bus berjalan keluar meinggalkan kompleks border Raafah…. Subhanallah akhirnya kami menginjak tanah Palestine, Gaza yang 3 hari kebelakang masih diliputi keraguan bisa kami masuki.

Tiba-tiba Bus berhenti setelah berjalan kurang lebih 100 meter, masih di area bangunan sekitar Raafah, kami diminta turun dan bawa paspor menuju satu bangunan kantor. Penuh tanda tanya kami turun. “Ada apa”, kata beberapa anggota tim. “Jalan saja. kita diminta imigrasi…”, kata salah seorang dari tim. Rupanya kita diminta masuk ke kantor imigrasi Palestine, kehangatan terasa, keramahan terlihat dari petugas yang menyambut kami di pintu, rupanya mereka para pegawai Palestina yang akan menyambut kami. Paspor kami dikumpulkan untuk dicap imigrasi, tidak tampak kesulitan dan birokrastis, sungguh berbeda dgn diperbatasan Mesir tadi, dan Subhanallah rupanya kami disambut jubir PM Hamas di Gaza Ikhwah Abd. Gazi. Penuh kehangatan dan rasa terimakasih beliau menyambut kami, dan kami akan ditempatkan sesuai dengan keahlian masing-masing. Kami akan diantar ke tempat penginapan dan juga sangat menghargai bantuan yang telah diberikan. Jauh berbeda dengan di Raafah, kehangatan dan senyum senantiasa tampak, sehingga kami merasa aman dan tambah semangat untuk bekerja berjihad dengan keahlian masing-masing dan menyampaikan amanat rakyat indonesia.



Di perjalanan yang tampak memang lebih ramah dan hijau, sisa-sisa bangunan hancur terkena bom kami lewati. Anak-anak pulang sekolah tampak berbaris seakan bukan masa perang. Memang bagi mereka perang ini sudah sangat lama sehingga perang dan konflik dgn Israel menjadi bagian dari keseharian mereka, rakyat Palestina memang Muslim yang tabah. Beberapa bagian yang kami lewati memang subur tampak perkebunan jeruk siap panen yang terhampar luas diselingi tanah-tanah berlubang dan bangunan hancur bekas hantaman bom.

Sekitar 30 menit kami sampai di RS Shifa-RS terbesar di Jalur Gaza- tiba pula rombongan Ambulan dengan muatan bantuan kami. Hari menjelang Maghrib disini waktu shalat lebih awal beberapa menit dibanding Mesir karena lebih timur. Kami disambut perwakilan Rumah Sakit dan juga staff dari kementrian kesehatan. Dijelaskan tentang rencana dan data kami, sehingga Insha Allah tenaga dan bantuan kami akan bermanfaat.




(Bersambung -> Catatan Perjalanan #5)
Yashfy Ziyanulhaq

hehehe, kebetulan ketemu artikel nih pas lagi nyari pertanyaan buat geografi.. semoga bermanpaat~ ------------------------------------------------------------------------ -------------------------------------

Misteri Kabah yang menggegerkan NASA


Neil Amstrong telah membuktikan bahwa kota Mekah adalah pusat dari planet Bumi. Fakta ini telah di diteliti melalui sebuah penelitian Ilmiah.


Ketika Neil Amstrong untuk pertama kalinya melakukan perjalanan ke luar angkasa dan mengambil gambar planet Bumi, dia berkata, “Planet Bumi ternyata menggantung di area yang sangat gelap, siapa yang menggantungnya ?.”


Para astronot telah menemukan bahwa planet Bumi itu mengeluarkan semacam radiasi, secara resmi mereka mengumumkannya di Internet, tetapi sayang nya 21 hari kemudian website tersebut raib yang sepertinya ada alasan tersembunyi dibalik penghapusan website tersebut.


Setelah melakukan penelitian lebih lanjut, ternyata radiasi tersebut berpusat di kota Mekah, tepatnya berasal dari Ka’Bah. Yang mengejutkan adalah radiasi tersebut bersifat infinite ( tidak berujung ), hal ini terbuktikan ketika mereka mengambil foto planet Mars, radiasi tersebut masih berlanjut terus. Para peneliti Muslim mempercayai bahwa radiasi ini memiliki karakteristik dan menghubungkan antara Ka’Bah di planet Bumi dengan Ka’bah di alam akhirat.


Di tengah-tengah antara kutub utara dan kutub selatan, ada suatu area yang bernama ‘Zero Magnetism Area’, artinya adalah apabila kita mengeluarkan kompas di area tersebut, maka jarum kompas tersebut tidak akan bergerak sama sekali karena daya tarik yang sama besarnya antara kedua kutub.


Itulah sebabnya jika seseorang tinggal di Mekah, maka ia akan hidup lebih lama, lebih sehat, dan tidak banyak dipengaruhi oleh banyak kekuatan gravitasi. Oleh sebab itu lah ketika kita mengelilingi Ka’Bah, maka seakan-akan diri kita di-charged ulang oleh suatu energi misterius dan ini adalah fakta yang telah dibuktikan secara ilmiah.


MISTERI KABAH YANG MENGGEGERKAN NASA

Penelitian lainnya mengungkapkan bahwa batu Hajar Aswad merupakan batu tertua di dunia dan juga bisa mengambang di air. Di sebuah musium di negara Inggris, ada tiga buah potongan batu tersebut ( dari Ka’Bah ) dan pihak musium juga mengatakan bahwa bongkahan batu-batu tersebut bukan berasal dari sistem tata surya kita.



Dalam salah satu sabdanya, Rasulullah SAW bersabda :


“Hajar Aswad itu diturunkan dari surga, warnanya lebih putih daripada susu, dan dosa-dosa anak cucu Adamlah yang menjadikannya hitam.”

---------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Subhanallah...

salah satu keajaiban yang di tunjukkan Allah kepada umat manusia..




Fahreza Algifari

INFOKUS... SEBUAH LANGKAH AWAL DARI ITSAR KAYA MENUJU ITSAR JAYA

Dari dulu saya dan teh asti memang sepikiran : "Kita butuh infokus. ITSAR kalo bisa punya Infokus sendiri". Entah sejak kapan tepatnya pikiran itu muncul tapi yang pasti ide itu ada ketika ITSAR lagi gak punya apa-apa. Nyari duit susah, mau kegiatan danusnya setengah mati.


Yang jadi beban adalah setiap SMP 2 mau make infokus selalu nyewa sejamnya 20ribu. Buat organisasi remaja mesjid kayak KRM, uang segitu tuh sayang banget melayang dalam waktu sejam hanya demi menyewa infokus. Kalau dipake makan sih gak papa :D, tapi kalau dipake infokus.. oh.. gak rela rasanya. SMP 2 hampir tiap minggu make infokus. Terutama buat kegiatan Squad Shoiqoh dimana materinya musti kudu harus menggunakan infokus. Karena yang ikut cukup banyak, dan yang dijelasin tuh mengenai internet. Bisa mati kutu belajar internet tanpa infokus. Kutunya mati karena saya stress gak bisa ngajar dan garuk-garuk kepala terus.

Akhirnya terpancang niat dalam hati bahwa suatu saat ITSAR harus punya infokus. Biar saya lebih leluasa mengajar internet. Biar gak usah bayar-bayar lagi. Biar gratisss sekalian dan bisa make sepuasnya. Mau dipake nonton pas acara mabit gak masalah.. mau dipake training juga gak masalah. Pokoknya ITSAR harus mandiri dalam hal penggunaan Infokus. Lagian acara ITSAR itu sedikit demi sedikit lama-lama menjadi bukit eh salah, maksudnya sedikit sedikit ada- sebentar sebentar ada. Sekarang ada kegiatan, besoknya udah ada rapat lagi merencanakan kegiatan yang lainnya. Jadi yang namanya Infokus itu sudah menjadi kebutuhan primer dan gak bisa ditunda-tunda lagi. Teman-teman yang lain juga sudah ada yang bermimpi suatu saat ITSAR buat semacam lembaga pelatihan. Gimana mau terwujud mimpinya, kalau infokus saja belum punya??

Kita percaya sama yang namanya PUISI LANGKAH. Puisi inilah yang menginspirasi saya dan kawan-kawa untuk senantiasa beramal di ITSAR ini. Berikut puisinya:

LANGKAH

Langkah keseratus akan tercapai
Setelah langkah pertama, kedua dan ketiga

Derap langkah itu tengah kita ayunkan bersama
Disini, di tempat yang penuh makna dan arti

Dalam menuju langkah-langkah selanjutnya..
Pernahkah kita SURUT karena TAKUT??
PATUTKAH kita MENYERAH karena LELAH ??!!

REGUK SEMUA YANG ADA !!
TANAMKAN PADA JIWAMU !!
LATIH DIRI, TEMPA DIRI !!!

hari ini harus lebih baik dari hari kemarin !!
Dan esok harus lebih baik dari sekarang !!!

Dan...
Langkah keseratus,
BUKANLAH LANGKAH TERAKHIR !!!

(JJ, dalam buku kaderisasi ITSAR)

Semuanya diraih dari langkah yang sederhana. Kita wajib bermimpi besar, tapi kita lebih wajib memulainya dengan langkah-langkah yang sederhana. Tak perlu tergesa-gesa membuat lompatan besar. Cepat atau lambat tujuan itu kan kita raih jua. Hanya semangat juanglah yang menentukan apakah kita mencapai mimpi-mimpi kita atau menyerah di tengah jalan.

Begitupun filosofinya dengan pembelian Infokus ini. Kita punya mimpi membuat Lembaga Training ITSAR, maka mari kita wujudkan dengan membeli infokus dulu. Habis itu kita bikin modul-modul pelatihan, setelah itu kita beli whiteboard dan spidol sampai akhirnya kita memiliki Gedung 5 lantai seluas 2 hektar dengan 8 pintu gerbang utama, 11 Lift dan 13 Eskalator.

Ternyata tekad itu tidak sia-sia. Di tengah jalan ITSAR menemukan peluang untuk mencari dana. ITSAR belajar danus sendiri! Kita jualan CD Ebook, kita sebar brosur NF, kita jualan kue, kita kumpulkan koran bekas, dan kita bikin kupon akhirat. Tabungan ITSAR sampai juga ke 7 digit. Upaya danus pun berkembang. Bermunculanlah kader-kader bermata hijau yang selalu berfikir bagaimana mencari uang demi dakwah. Sebenarnya yang bermata hijau bukan kader-kader, tapi "kader" saja cukup. Yaitu saya :) walaupun alhamdulillah di kemudian hari saya dibantu oleh partner saya Nida, Rahmi dan Ria. Semoga akan bertambah kader-kader lainnya yang mau ikut berdanus bersama TIM Danus ITSAR (punten ah, promosi).

Sebuah pengumuman, bahwa ITSAR harus dan bisa kaya dikumandangkan lewat pembelian Infokus pertama kali. Surveynya dilakukan sepenuh hati. Sewaktu ke BEC saya kukurilingan ke semua toko Infokus. Saya masuki tokonya satu persatu. Berjihad mencari produk yang yahud tapi bukan buatan yahudi kalau bisa. Mencari produk yang Murah, tapi kualitasnya gak yang Murahan. Mencari Infokus yang ciamik persis mirip dengan orang yang sedang mencarinya itu. Akhirnya dari hasil survey lewat internet dan berkunjung langsung ke titik lokasi, saya putuskan untuk membeli Infokus Benq Tipe 5000. Kualitas SVGA, lumens 2500, harga pangmurahna, di internet didaulat sebagai produk best seller. Dari aroma namanya juga gak kecium bau-bau zionis walaupun memang mesinnya sedikit amis. Mungkin sewaktu shipping dari taiwan ke sini kapalnya sempet dipake ngangkut ikan hasil tangkapan nelayan huehuehue...

Sejak saat itulah saya optimis, bahwa ITSAR suatu saat bisa KAYA! Punya uang dan Baitul Maal sendiri. Bisa bikin Lembaga Zakat ITSAR sendiri yang dipegang Kang Yedi, Bisa punya Bank sendiri yang nanti dimanajeri oleh Bayu dan Fachri. Punya Apotik sendiri yang dipegang sama Rini, Ria dan Teh Mia. Punya Bengkel dan pabrik kendaraan perang milik Nina Konitat, Punya Kebun Binatang yang digawangi oleh tejo, Camar dan Ririn. Punya Gedung Universitas sendiri yang dibangun lewat tangan emas Birza dan Anti Banjir lewat sistem pengairannya Aina yang canggih karena dipadu dengan program yang super elit, dan juga disupport oleh panel solar sel buatan Yusal. Sementara dosennya ada teh onye , teh nana, dan Teh devi. ITSAR juga punya rumah sakit sendiri yang dibentuk oleh Dokter-dokter terbaik umat yaitu Kian, Putri, Azsya, Teh Ari, Tanri, Rahmi , Prili, Risma dan kepala perawatnya Anis. ITSAR juga punya Pameran dan rumah seni yang diwujudkan oleh Hasri nantinya. Tidak hanya itu sudah siap sedia juga para teknokrat-teknokrat ulung yang menciptakan terobosan teknologi terbaru dari tangan terampil Aldi, Anta, JJ, Iqbal, Akrim, Dzikra, Andry, Adhi, Geva, Amhar, Taufan, Ramadhan, Nurlina, dan Agung. Untuk pertumbuhan kader? jangan takut... kan sudah ada teh Asti yang megang Biro pusat statistk ITSAR... pokoknya masalah angka-angkaan Teteh kita yang satu ini jagoannya. Pada akhirnya segala keuangan ITSAR, perputaran uang milyaran rupiah akan dihandle oleh Kang Iman businessman kita. Ketika visi ITSAR Kaya, Karya dan K'Arya terus menerus diwujudkan lewat amal-amal ITSAR, para kader-kader muda akan terus beramal hingga terwujud satu visi terbaru yang dicapai oleh kader - kader baru, generasi baru di masa yang akan datang. Visi itu adalah ITSAR JAYA....

Inilah tulisan rada maksa saya yang menyambungkan Infokus dengan ITSAR Jaya.... JAYA itu kepanjangan dari JAY-A alias JAY-Ayu huehuehue... piss jay... semoga terbentuk keluarga sakinah mawadah warahmah amin..

(Tulisan ini adalah cuplikan dari buku MEMOAR ITSAR 2009 yang diedit oleh Rini Inggriani. Masih ada tulisan-tulisan lainnya yang sengaja disimpan untuk nanti dinikmati dalam sebuah buku. Setelah Terbit buruan beli ya..! jangan beli yang bajakan!)



Yahdi Siradj

PENGALAMANKU YANG TAK KAN PERNAH TERLUPAKAN..


Inilah pengalamanku (dan teman-teman) yang paling menyenangkan, mengesankan, tak terlupakan dan selalu terkenang (dan teringat) juga selalu ingin diceritakan.

Waktu itu aku kelas 7 semester 2 di es em pe lima..

Hari sabtu tanggal …. (berapa ya? Hmm lupa, maklum otak kiri – short memory) taun 2008

Hari ini ada mabit, kami kelas 7 dan 8 umum jadi peserta. Aku datang setelah asar, di perjalanan aku bertemu seorang ikhwan naik motor diantar mungkin bapaknya kayaknya sih mau mabit juga.. eh aku pake baju apa ya? (eh pertanyaan ga penting itu!)

Nyampe di es-em-pe lima. Taptaptaptap. Langsung menuju ke tempat utama, masjid Riyadlul Jannah. Taptaptap. Agak grogi juga, baru pertama ikut acara disini. Siinggg - -“ seepii juga ya, Cuma ada beberapa anak di sekitar kantin, mungkin abis ekskul. Nyampe di atas masjid Cuma ada teh anis ama tas-tas yang tergeletak tak bernyawa (ya iyalah, masa tas bernyawa). Yang lain mana ya? Kok Cuma ada tasnya aja? Siiingg. Teh anisnya lagi asyik tilawah ga enak ngeganggu, akhirnya cuma salam dan nanya yang lainnya kemana, tapi berhubung suara teh anis kecil jadi tak terdengar. Cuma ngangguk-ngagguk aja.

Tiba-tiba suara handphone berbunyi. Kriiinggkriingg (yang pasti suaranya ga gitu). Ooh okti! Dia baru dating, aku disuruh ke bawah dan ketemu sama dia. Oh ya okti make baju garis-garis merah putih.dia bawa sleeping bag. ____________________ (lewat ceritanya)

(Udah di masjid lagi) akhirnya dataang teman-teman yang lain. Ulfaa datang! Dia memakai baju putih ples rok merah muda (masih inget~). Beberapa saat kemudian kelas 8 akhwat dataaang~ ternyata mereka tilawah bareng ikhwan di bawah. Setelah itu PEMBUKAAN. Kami turun ke bawah (dimana-dimana turun itu kebawah, masa turun ke atas? - -“). Taptaptap.

MC nya siapa ya? Pokoknya ada sambutan kang JJ dan pak kudus. Setelah itu tasmi Al-Qur’an oleh kak Rayhan—surat Al- Qalam (yang paling keinget waktu itu adalah ayat pertama—“nuun”). Setelah agak cukup lama pembukaan akhirnya kami 7 dan 8 umum disuruh ke atas sedangkan yang kelas 8 panitia ke 7 F (mungkin mau rapat). Setelah itu kami siap-siap untuk sholat maghrib. Imamnya kalau ga salah kang JJ (insya Allah bener). Kang JJ membacakan beberapa surat pada saat itu, nikmat sekalii~.

Setelah sholat maghrib kami maakaaan~ serbu nasinya! Lauknya juga! Sayurnya engga! Waktu itu bekel apa ya? Fula bawa rending, tapi nasinya kebanyakan jadi Cuma dimakan sedikit. Ada beberapa temen yang ga bawa dan akhirnya di beliin nasi. Kami makan bareng-bareng, comot-comot makanan orang lain, ngasih ini ngasih itu, semuaanya bareng-bareng. Nikmat. Sedaap~ (gaya upin ipin).

Oooh iyaa, lupa memperkenalkan peserta akhwat! Ada saya, ulfa, okti (ketiganya dari 7F), ufah, pidit (keduanya dari 7E), ajeng (7I) teh nadya dan teh ana (kelas 8)

Setelah sholat isya kami maaiin~ pertama kami main kejar-kejaran. Pada saat itu aku belum telalu kenal sama ulfah dan pidit tapi karena ulfah memang orangnya supel jadi kita mudah berbaur. Pertama kami diajak teteh-teteh ke depan ruang piket, yang masih inget pas waktu itu Cuma teh nida. Di depan ruang piket, aku pandangi TK (Taman Kartini) dan sekelilingnya. Ga ada apa-apa tuh, Cuma kalau dipandangi terus serem juga yang kelas-kelas di belakang perpus sana. Habisnya katanya yang ada prajurit belanda tanpa kepala kalau maghrib2 di sini. Mitos-mitos ga jelas gitu lah.. >,<

Disana kami main sarung-sarungan. Hehehe keingetan terus pas bagian fula, karna pake rok jadi agak suseh dia hahaha xD terus main games kepercayaan ,ada kertas dan suara, nanti yang main harus tutup mata terus ngelewatin kertas tanpa nginjek, pemandunya adalah suara yang beribet banyak. Kebetulan pada saat itu aku jadi sang pemain heheheh..
(---------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------- cerita nya selesai aja, bisi panjang pisan)

Setelah permainan yang super duper memuaskan~ materii dimulai!
Segala adab-adab dibahas. Tuntas! Pada saat itu aku mengenal the pipenk dan the pipenk bercerita tentang adiknya, dan ternyata adiknya adaalh temanku pas GO kelas 6 ckcckck dunia memang sempit!
Tuing tuing~ mata merah. Ngantuk! Ga kuat~~ aaahhh, lalalalala~
Akhirnya jam 10 kami diperbolehkan tidur..

Ketika tidur..

Terjadi suatu tragedi, teman-teman. Semua terbangun kecuali yang kelas 8 (panitia ga tau dimana)Hmm, okti mengaku melihat ikhwan masuk ke kelas ini. Karena lampu yang pes pareum, kami tak terlalu yakin, “mungkin kamu salah liat,ti” tapi okti tetap ngotot. Akhirnya kami semua tak bisa tidur, gigi gemelatukan, kaki pun gemelatukan. Tuktukbrrbrr.

Karena keadaan yang mengenaskan ini, kami serempak pergi ke tempat teteh-teteh alumni di masjid, yang kelas 8 pun ikut terbangun karna mendengar kegaduhan kami. Di atas ternyata sedang Qiyamul Lail 3 Juz, dengar-dengar yang jadi imam kang JJ tapi kadang diganti kak Rayhan.

Teteh alumni yang bingung melihat kami akhirnya menggotong ke arah depan piket, semua peserta dikumpulkan disana. Kaki dan gigi kembali gemelatukan. Ada apa ini? Seluruh HP disita alumni. Dibagi 4 atau 5 kelompok gitu. Aku bersama fula lagi. Ikhwan di kelompok kami lumayan banyak.

Pertama, kelompok kami pergi ke pos di 9 H atau G gitu, disana ada teh pipenk dan teh mila. Kami disuruh menulis berapa banyak hafalan kami lalu disana juga kami diberi waktu beberapa menit untuk menghafal surat Al-Jumu’ah.

Selesai di pos 1, kami melancong ke pos 2 di kelas 8, dimana disana kami menonton film Fitna. Ada kang Ridho dan satu lagi lupa. Benar-benar mengundang air mata untuk keluar, tanpa kita (ulfa dan saya) sadari dan tak ada rasa malu sama sekali waktu itu (entahlah mengapa). Kami pun menangis. Selesai menonton dan melanjutkan ke pos selanjutnya pun kami tetap tersedu-sedu. Untungnya saat itu gelap, jadi tak terlihat orang.

Di pos 3 ini, kelas benar-benar gelap! Ada penjaganya, serem awalnya. Ternyata itu kang Birza. Pas masuk.. jengjengjengjeng.. di bawah lantai ada sehelai kain putih aga besar, dikirain the mau nonton, tapi kok nonton di bawah gitu ya?. Orang-orang di dalam situ menyuruh kami berbaring di atas kain tsb lalu atasnya di tutup lagi. Tak disangka-sangka ternyata ‘muhasabah kematian’. Subhanallah! Bener-bener seperti cerita ibu. Saat itu keadaan benar-benar menakutkan, rasanya seprti benar-benar meninggal. “bagaimana ya jika pada saat ini juga malaikat izrail mencabut nyawaku?”,pikirku saat itu. Tak bisa dielakkan lagi, kami semua pun menangis. Bagaimana tidak? Disana kita benar-benar teringat dosa-dosa kita, disana kita benar-benar takut. Takut. Kenapa baru saat itu kami merasa takut?

Setelah pos 3 yang membuat kami meraung-raung, kami ke pos 4 dimana ada teh Ve dan teh Nida. Disana kami harus mengatakan hal apa saja yang akan kami lakukan setelah mabit ini.

(__________________________________________________________ lewat)

Setelah pos-pos an yang menegangkan tsb, kami Qiyamul Lail 1 juz. Imamnya kang Birza. Kasihan, mungkin imamnya pun lelah fisikny karna belum tidur tapi tak terlihat sedikitpun semangatnya lelah. Kalau aku sih, sholatnya juga sambil ngangguk-ngangguk (ngantuk), mata merem melek. Wah parah lah pokoknya! Temen-temen, jangan niru ya..

Setelah Qiyamul Lail, kami sholat shubuh (imamnya sama kang Yusal kalo ga salah) dan membaca al-ma’tsurat. Kasihan teman kami ada yang tertidur pulas tapi aku sama fula malah terkekeh-kekeh ngeliatnya.

Setelah itu kami maiiin lagi!

Setelah itu pembagian souvenir. Wooo~ pinnya lucu, ingin 2 tapi ga boleh. Jadi Cuma 1 yang BIRUUU!

Stelah penutupan kami melancong PULANGG~

^_______________________________________________________________________^

Ya, inilah mabit pertamaku di rohani (kelas 7 sem 2 taun 2008)
Mabit inilah acara yang paling teringat sampai saat ini.
Mabit inilah yang selalu terucapkan namanya ketika suasana es em pe lima seperti malam ketika mabit.

Eh, teman-teman masih ingat ga? mabit ini..

Yang dikira ikhwan itu kan padahal teh Ria hahaha. Ini aacara pertamaku bersama kalian. Sangat
terkesan! Apa kalian juga terkesan?

Oh iya okti ga ikut muhasabah ya gara-gara asma, syafakillah. Padahal asyik.
Oh iya fa, kapan-kapan bawa cadangan celana lagi yaa..
Ajeng, kita ga pernah ketemu lagi yaa. Kangen juga~

Sebenarnya aku rindu mabit ini. Apakah akan ada mabit seperti ini lagi?
Kapan ya teman? Kita bisa berkumpul seperti mabit seprti ini lagi..


Fatimatuz Zahro