Berpetualang Dalam Berbagai Pengalaman

Anisa Lia Salsabila: Secercah Cahaya Hari Ini...

SECERCAH CAHAYA HARI INI...

Maha suci Allah yang menguasai segala kerajaan dan Dia Maha kuasa atas segala sesuatu.. Yang menciptakan mati dari yang hidup untuk menguji kamu, siapa diantara kamu yang lebih baik amalnya. Dan dia Mahaperkasa dan Maha Pengampun. Yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Tidak akan kamu lihat sesuatu yang tidak seimbang pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih. Maka lihatlah sekali lagi, adakah kamu lihat sesuatu yang cacat? Kemudian ulangi padnangan(mu) sekali lagi, niscaya pandanganmu akan kembali kepadamu tanpa menemukan cacat dan ia (pandanganmu) dalam keadaan letih.. (Al-Mulk: 1-4)

Kau ciptakan dan Kau atur dunia ini dalam kesinergisan yang luar biasa bagaikan harmoni yang sangat indah.. Kau ciptakan Bumi dan planet-planetnya berputar sesuai porosnya masing-masing.. semuanya berada dalam lintasanya masing-masing.. tidak ada yang bertabrakan satu sama lain.. semuanya seirama bergerak dan berevolusi mengelilingi Sumber energi dan berotasi terhadap porosnya masing2... semuanya demi terciptanya keteraturan...

Sepanjang waktu kumandang adzan senantiasa terdengar diseantero penjuru dunia... itu semua dikarenakan salah satu bentuk kuasaMu dalam mengatur perputarn Bumi ini agar senantiasa berotasi dan berevolusi sehingga apabila di suatu wilayah telah selesai dikumandangkan, maka disambung dengan adzan di wilayah lainnya... seperti layaknya irama yang saling bersahut-sahutan.. tanpa henti sekejap pun... tanpa putus sekalipun... lantas apakah mata ini masih buta dengan semua ini???
Berapa ratus detik yang telah kulalui tanpa mengingatMu.. tanpa merasa diawasi sedetikpun... sehingga berbuat seenaknya seolah-olah waktu yang terlewatkan takkan pernah diminta pertanggungjawabannya sedetikpun.. berapa banyak waktu yang tak kugunakan dengan baik untuk sekedar mengulang dan membaca ayat-ayat cinta dariMu.. dengan alasan banyaknya kesibukan dunia yang menyita waktuku.. yaa Ghafar... Sementara ada saudara-saudara kami yang berada dalam keadaan terjepit dalam keadaan terhimpit dimana bom dan peluru-peluru musuh-musuhMu yang senantiasa mengintai nyawa mereka, yang senantiasa siap menembus kulit-kulit mereka.. tapi sedetik pun mereka tidak gentar lalu menyerah dengan keadaan, bahkan banyak diantara mereka yang mampu menjadi para penghafal Qur’an... Yaa Rabb... lantas apa yang sudah kulakukan selama ini?? Dengan banyaknya waktu luang yang kumiliki??

Selepas magrib ini, entah mengapa teringat saat-saat berada dalam lingkungan saat pertama mengenal da’wah.. dahulu, setiap sepulang sekolah bukanlah pemandangan yang aneh jika kulihat sekerumunan anak berseragam putih-biru berada dalam lingkarannya masing-masing dengan kakak mentornya masing-masing.. semuanya sibuk dengan agendanya.. ada yang berbincang dengan temannya.. ada yang mentoring dan semuanya sibuk mendengarkan perkataan kakak mentornya kemudian sesekali mengutarakan pendapatnya.. semuanya sibuk berusaha mencari dan mendapatkan perhatian kakak mentornya... dan setiap bulan suci itu tiba.. dimana dalam penanggalan Qomariah mendapat gelar bulan paling mulia tiba, ada semacam rutinitas yang diadakan oleh DKM sekolah untuk mengadakan acara semacam Sanlat (pesantren kilat). Acara yang diselenggarakan terbuka untuk umum sedangkan beberapa anak diberi kepercayaan untuk mengisi acara tersebut dan sesekali pembinanya yang statusnya saat itu masih mahasiswa mengisi beberapa acaranya. Teringat kata-kata yang hingga saat ini masih benar-benar ku ingat dengan baik.. yang benar-benar masuk dalam alam bawah sadar*.. ada sesi acaranya tentang bagaimana berinteraksi dengan Al-Qur’an, saat ditugaskan menghafal bersama-sama surat Ass-Shaff.. surat ke 61 dalam urutan di Mushaf. Saat-saat kami dicek hafalannya.. saat kakak mentornya mengecek secara berkelilig.. yaa kami di cek satu persatu... saat kami menghafal do’a-do’a yang dicontohkan kakak mentornya.. saat kami menghafal do’a Rabithoh.. menghafal do’a untuk memohon ampunan agar hati ini dibersihkan dari penyakit yang mampu merusak tali ukhuwah... dan ketika mendapatkan amanah sebagai panitia bukan berarti kami dibebaskan dari segala bentuk infak.. malah disitulah kami diberikan kesempatan lebih untuk beramal.. baik dalam bentuk materi, tenaga, dan fikiran.. itu semua karena kami dipercaya bahwa kami lebih faham jika diminta untuk “beramal”.

Jujur.. ada banyak kerinduan di dunia kampus untuk seperti itu... saat ada saudara diantara kita membutuhkan bantuan.. saat dimana sebagian uang jajan kita dibelanjakan dalam da’wah ini... saat dimana uang disaku tinggal beberapa ribu namun kemudian diinfakan semua... saat diminta beramal tanpa mempertanyakan.. saat dimana diminta pengertiannya tanpa diminta atau dituntut.. saat daurah-daurah dijadikan kebutuhan.. bukan keterpaksaan atau sekedar rutinitas tanpa ghirah dan ruh... namun, akhir akhir ini ada pertanyaan yang belum bisa terjawab.. apa yang selama ini telah ku dapatkan.. kuperoleh.. ku korbankan.. ku berikan.. ku gadaikan untuk memperoleh cintaNya??? Apa hanya dengan recehan uang ribuan itu mampu kuperoleh RidhaNya?? Apakah dengan waktu yang sedikit kuluangkan untuk agenda-agenda da’wah dan agenda-agenda tarbawi??!! Entah megapa ghirah dan kesadaran itu mulai berkurang dan terkikis sedikit-demi sedikit... yang kurasakan saat ini ada bagian besar yang hilang dalam diri.. tapi apa???!! Sungguh... sama sekali ku tak merasa rugi atau salah dalam menepaki jalan yang kupilih ini.. jalan dimana sebagaian besar orang enggan untuk memilihnya.. pilihan yang sama dimana Abu bakar, Umar, Ustman, Ali, fatimah, Mus’ab, bilal, abdurrahman bin auf dan para Assabiqunal Awalun lainnya yang menginfakkan segala yang mereka miliki untuk berada dalam jalan ini, untuk keberlangsungan da’wah ini dan kuberhapar diri ini termasuk golongan seperti mereka dan tetap istiqomah berada didalamnya...

Sesekali ku berkaca pada teman2 yang masih istiqomah berjuang membina adik-adik di SMPnya masing-masing.. mereka kokoh, bercita-cita besar, memiliki mimpi-mimpi dan target-target besar.. namun aku???? Apa yang kumiliki??? Yaa Rabb bukakan mata hatiku agar mampu mendapatkan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan ini....

* Muslim itu ibarat sebuah pohon yang kokoh, akarnya menghujam sampai kedasar bumi. Batangnya kokoh menjulang ke atas langit, dahan-dahannya rindang dan rimbun, dan ia menghasilkan buah yang ranum dan manis rasanya.. jika engkau akarnya maka jadilah akar yang kuat yang membuat pohon itu kokoh, jika engkau adalah batangnya maka jadilah batang yang paling kuat dan menjulang sampai ke langit, jika engkau adalah dahannya maka jadilah dedahanan yang paling rindang yang mampu manaungi orang-orang yang berteduh di bawahnya.. jika engkau adalah buah maka jadilah buah yang paling ranum dan manis rasanya..




Anisa Lia Salsabila

No comments:

Post a Comment